Senin, 06 Mei 2013

Laporan Pengambilan Data Terumbu karang dan Kawasan Pesisir Pantai



Laporan :

PENGAMBILAN DATA PEGETASI MANGROVE DAN SUBSTRAT MANGROVE

DISUSUN

Oleh :
                                                  NAMA             : T.Faizul Anhar
                                                  NIM                  : 1111101010015
                                                  KELOMPOK : 6 (ENAM)
                                                  ASISTEN         : Sy. Apid Tuti Handa

JURUSAN ILMU KELAUTAN
KOORDINATORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2013

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya tuturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Ekologi Laut Tropis ini.
            Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan laporan ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.
Saya berharap Laporan Ekologi Laut Tropis  ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Saya menyadari bahwa Laporan Ekologi Laut Tropis  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat saya harapkan untuk menuju kesempurnaan laporan ini.


Darussalam,   28 April 2013


    PRAKTIKAN
( T. Faizul Anhar )




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan  negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang menjapai 17.508 pulau dengan luas lautnya sekitar 3,1 juta km2 Wilayah lautan yang luas tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang merupakan  ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia dengan  beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai produksi (sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung proses ekologis dan penyangga kehidupan di daerah pesisir, sumber sedimen pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996). Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat pesisir di sekitarnya (Suharsono, 1998).
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluhpuluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2000). Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah :
    Mahasiswa dapat mengambil data terumbu karang dengan menggunakan metode LIT (line intersept transect)
    Mahasiswa dapat menganalisa apakah terumbu karang di kawasan ini dipengaruhi oleh ekosistem darat.

1.3 Deskripsi Area

Gambar 1. Denah lokasi pratikum
Keterangan :
Warna merah              : Pengambilan data terumbu karang
Warna biru                   : pengambilan data vegetasi pantai



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

                 Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga dengan demikian secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis di wilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya. Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang didasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Terumbu karang perairan Indonesia terbentuk sejak 450 tahun silam (http:id.terumbukarang.org//Pulau_Rubiah).
                 Ekosistem terumbu karang terdapat di lingkungan perairan yang agak dangkal, seperti paparan benua dan gugusan pulau-pulau di perairan tropis. Untuk mencapai pertumbuhan maksimum, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu perairan yang hangat, gerakan gelombang yang besar dan sirkulasi air yang lancar serta terhindar dari proses sedimentasi. Ekosistem terumbu karang memiliki kemampuan yang baik dalam memperbaiki bagian yang rusak, bila karakteristik habitat dari berbagai macam formasi terumbu karang dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya terpelihara dengan baik. Seperti ekosistem lainnya, terumbu karang tidak memerlukan campur tangan atau manipulasi langsung manusia untuk kelangsungan hidupnya (Dahuri et al, 2004).
                 Dalam proses saling makan, berbagai biota laut yang hidup dalam lingkungan komunitas terumbu ada yang bersimbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Yang berbentuk hubungan komensalisme dengan terumbu karang antara lain hewan-hewan Decapoda (Crustaceae) misalnya udang dan rajungan (Portunus spp) serta berbagai jenis ikan karang membutuhkan keberadaan terumbu karang sebagai tempat berteduh (shelter) dan tempat menyelinap (sembunyi) untuk melindungi diri dari serangan predator, serta tempat mencari makan berupa plankton dan serasah. Organisme lain yang juga bisa ditemui dilingkungan terumbu karang antara lain bulu babi (Diadema), hewan bangsa kerang-kerangan (Pelecypoda), ubur-ubur (jellyfish), bintang mengular (Ophiuroidea), bintang laut (Asterias sp), sea anemones, cumi (loligo sp), gurita (octopus spp), dan sebagainya (Wibisono, 2005).          


BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Alat dan Bahan
                   Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
No.
Alat dan Bahan
Jumlah
1.
tali rafia 10 x 10
3 unit
2.
meteran kain
1 unit
3.
data sheet
1 lembar
4.
kantong plastik
Seperlunya
5.
sekop
1 unit
6.
substrat
Seperlunya
7.
alat tulis
1 set
8.
label nama
1 unit
9.
roll meter 50 meter
1 unit
10.
alat selam dasar
3 unit
11.
sabak
1 unit
12.
penggaris
1 unit
13.
buku identifikasi
1 unit
              Tabel 1.1 Alat dan bahan
                                
3.2  Waktu dan Tempat
              Praktikum kali ini dilakukan di luar lapangan yaitu dikawasan wisata ahmad ramanyang aceh Besar yang dimulai pada pukul 09:00-12:00 WIB.


3.3 Cara Kerja
              Adapun cara kerja pada pratikum ini ialah :
a. Pengambilan data vegetasi pantai
      Ditentukan lokasi transek garis secara vertikal dengan garis pantai.
      Digunakan tali rafia yang telah ditentukan ukurannya (10x10m) untuk luasan seluruh area.
      Di dalam plot ukuran 10x10m diamati dan dicatat jenis dan diameter batang pohon.
      Dihitung kerapatan jenis, frekunsi jenis, luas area penutupan jenis, dan indeks nilai penting pada tiap stasiun pengamatan.
      Diukur jarak tiap stasiun dengan bibir pantai.
      Diamati dan dicatat.
b. Pengukuran ketebalan kandungan besi
      Digali pasir hingga kandungan besi tidak ditemukan lagi.
      Diukur ketebalan kandungan besi dengan menggunakan penggaris.
      Diukur jarak tempat pengukuran ketebalan kadungan besi dengan bibir pantai
      Diamati dan dicatat.
c. Pengambilan data bentuk hidup terumbu karang dengan menggunakan  metode LIT
      Dipilih lokasi pengamatan agar kegiatan pendataan mewakili suatu wilayah terumbu karang.
      Dibentangkan transect garis sepanjang 50 meter sejajar garis pantai di kedalaman tertentu.
      Dicatat semua jenis bentuk hidup terumbu karang pada transisi berapa cm biota tersebut ditemukan.


BAB  IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
              Berdasarkan hasil yang kami temukan di Amad Ramayang, terdapat beberapa jenis terumbu karang seperti DC(Death Coral), DCA (Death Coral Algae), CM (Coral Massive), CHL(Coral Heliopora). Pada Line Transect yang kami bentangkan, tidak hanya terumbu karang saja yang terdapat seperti RCK (Rock),S (Sand), OT (Other), dll. Yang menjadi peran sebagai selingan dan selingan seperti berikut juga sangat kami pertimbangkan sebagai suatu jenis yang harus kami teliti. Dan peran mangrove dalam terumbu karang itu sendiri sangatlah penting dan juga tidak lupa peran lamun untuk terumbu karang itu sendiri.
              Tidak hanya terumbu karang saja yang kami teliti, akan tetapi kawasan pesisir juga jadi pusat perhatian kami sebagai titik acuan penelitian kami, karena kawasan pesisir juga mempengaruhi terumbu karang yang terdapat pada laut dan juga kawasan sekitarnya. Dan yang telah kami teliti bahwa kami menemukan bahwa kawasan pesisir pantai yang terdapat biji besi susah atau hampir tidak ada ditumbuhi mangrove, akan tetapi di Amad Ramanyang ditumbuhi mangrove.akan tetapi tumbuhnya mangrove tersebut terdapat didekat muara pantai tersebut.
              Dan seperti yang telah kami lihat dan di Line Transect yang kami bentangkan di dalam laut Amad Ramanyang, terdapat banyak sekali karang yang telah mati, adapun matinya karang tersebut akibat brenching dan mungkin juga di pengaruhi oleh kawasan pesisir terumbu karang itu sendiri.
              Seperti yang telah kita bahas sebelumnya pada cara kerja, bahwa kami juga mengambil data vegetasi pada kawasan pesisir pantai Amad Ramanyang tersebut, dan disitu kami menemukan beberapa jenis tumbuhan seperti pohon cemara, pohon kelapa, geregok dan tumbuhan lainnya yang terdapat di kawasan pesisir pantai tersebut. Dan si kawasan pesisir itu juga kami menemukan beberapa biota kecil dan biota sedang yang hidup di kawasan tersebut dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran yang biasanya dapat kita jumpai di pesisir lainnya.
              Dan kami merasa, dengan keadaan terumbu karang yang sekarang adalah akibat manusia atau masyarakat yang kurangnya pengetahuan tentang terumbu karang yang mata pencahariannya itu terdapat di kawasan tersebut. Sehingga, mereka berlaku seenaknya saja tanpa memikirkan kehidupan terumbu karang tersebut. Dengan adanya seminar atau penataran di kawasan pesisir bisa membuat mereka mengetahui peran terumbu karang terhadap mata pencaharian mereka sendiri. Dan dengan adanya penebangan liar terhadap mangrove yang di akibatkan oleh tangan manusia itu sendiri sehingga terjadinya abrasi pantai yang mengakibatkan banyaknya jumlah terumbu karang yang akan mati.

 
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
              Adapun kesimpulan pada pratikum ini adalah :
      Kawasan pesisir sangat berpengaruh terhadap kehidupan terumbu karang yang terdapat di dalam laut.
      Biji besi yang terdapat di kawasan pesisir juga mempengaruhi hidupnya tumbuhan mangrove di kawasan tersebut.
      Kurangnya pengetahuan tentang terumbu karang akan berakibat fatal dalam kehidupan masyarakat yang hidup dengan mata pencaharian di laut
      Mangrove salah satu penyeimbang kehidupan terumbu karang di kawasan pesisir pantai
            
5.2 Saran
              Adapun saran pada pratikum ini adalah :
      Agar dapat dilakukan praktikum lanjutan di tempat – tempat yang lain yang terdapat lebih banyak terumbu karang
      Diharapkan metode untuk pengolahan data dengan signifikan agar data yang diperoleh akurat.
      Diharapkan pula, agar peralatan alat penelitian dapat dilengkapkan agar semua jenis terumbu karang bisa kita ketahui seluruhnya
      Kalau bisa siapapun yang menjabat sebagai asisten adalah seseorang yang patut di contoh baik dari segi perbuatan dan perkataan. Seperti yang terjadi di lapangan kemarin, akan perkataan asisten tersebut adalah sesuatu yang tidak layak. Karena tidak layak sesuatu yang di pakai di kaki itu di tempatkan di kepala.
      Terima kasih atas semua bimbingannya